Foto: Pekerja melakukan bongkar muat tabung LPG (Liquefied Petroleum Gas) 3 Kg atau gas melon di kawasan Cililitan, Jakarta Kamis (14/7/2022).
Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus berupaya untuk menekan ketergantungan terhadap impor Liquefied Petroleum Gas (LPG). Salah satunya yakni dengan menggenjot pemanfaatan gas bumi melalui pipa.
Direktur Pembinaan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Noor Arifin Muhammad mengatakan, pemerintah tengah mengupayakan agar gas bumi yang diproduksikan di dalam negeri dapat menggantikan LPG untuk kebutuhan memasak. Oleh sebab itu, pemanfaatan gas bumi juga harus dibarengi dengan pembangunan infrastruktur gas yang cukup masif.
Menurut Noor, saat ini pemerintah tengah bersiap untuk melanjutkan pembangunan pipa transmisi gas Cirebon-Semarang (Cisem) tahap 2, setelah menyelesaikan pembangunan pipa Cisem tahap 1. Dengan begitu, pasokan gas yang berlebih di Jawa Timur bisa tersalurkan.
“Ini memang harus disubstitusi produk gas yang kita impor dengan yang kita hasilkan,” ucapnya dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, Selasa (23/1/2024).
Sementara itu, Former Chairman Indonesian Gas Society (IGS) Didik Sasongko Widi menyebut, setiap tahunnya Indonesia harus mengimpor LPG sekitar 6,8 juta ton. Karena itu, dengan adanya pemanfaatan gas bumi secara masif, hal itu tentunya akan turut menekan impor LPG.
“Kalau di Jawa sudah ada Cisem tersambung, kemudian ada gas kota itu menjadi sangat luas, itu mungkin paling tidak saya yakin bisa dikurangi 50% itu sangat mengurangi impor dan kita bisa utilisasi gas kita LNG daripada diekspor kita gunakan di dalam negeri karena tetap saja lebih murah gas alam daripada LPG,” kata dia.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji berharap melalui program jaringan distribusi gas untuk pelanggan rumah tangga (jargas) dapat menekan impor LPG yang selama ini membebani keuangan negara.
Program jargas diharapkan dapat mengurangi subsidi 3 kg LPG senilai Rp 0,63 triliun per tahun dan menghemat devisa impor LPG Rp 1,08 triliun per tahun.
“Karena kita ingin kurangi subsidi LPG 3 kg targetnya Rp 0,63 triliun per tahun atau dan menghemat devisa impor Rp 1,08 triliun per tahun,” kata Tutuka dalam Konferensi Pers, Selasa (16/1/2024).
Tutuka mengatakan saat ini pihaknya tengah berupaya menyambungkan pipa transmisi gas bumi dari pulau Aceh hingga pulau Jawa. Hal ini dilakukan guna mengakomodir banyaknya temuan gas jumbo seperti di wilayah Andaman, perairan Aceh dan Blok Agung I dan Agung II di utara Bali dan Lombok.
“Jadi hal itu pemerintah berupaya besar bisa sambungkan Aceh ke Jatim,” kata Tutuka.
Berdasarkan paparannya, apabila pipa gas sudah tersambung dari Sumatera hingga Jawa Timur, maka akan ada penambahan penerima jaringan gas kota (jargas) melalui pipa Cirebon-Semarang (Cisem) sebanyak 300 ribu sambungan rumah tangga (SR) dan melalui pipa Dumai-Sei Mangkei sebanyak 600 ribu SR.
“Jadi nanti diharapkan gas yang telah terproduksi saat ini di sekitar Andaman utaranya Sumatera bisa dimanfaatkan. Sehingga pembangunan pipa ini bisa murah sampai di konsumen. Bisa untuk industri, listrik, komersial, https://penganjallapar.com/dan Rumah Tangga,” kata dia.